Monday, October 17, 2011

Pasca Renesanse


Pasca Renesanse di Eropa ditandai oleh pemikiran banyak filsuf. Salah satunya yang terkenal adalah John Locke (1623-1704) yang berpendapat bahwa jiwa itu dibawa lahir ke dunia dalam keadaan putih bersih bagaikan kertas polos (tabula rasa). Pengalamanlah yang akan membentuk jiwa itu. Kalau seseorang banyak mendapat pengalaman yang menyenangkan maka ia akan menjadi orang yang berbahagia, sedangkan orang yang banyak ditakut-takuti akan menjadi seorang penakut dan seterusnya. Pandangan John Locke ini sudah merupakan penyimpangan dari pandangan gereja ketika itu yang masih kuat mempertahankan konsep dosa asal yang harus disucikan dengan perbuatan-perbuatan baik selama hidup. Dengan demikian, menurut gereja, manusia lahir tidak dengan jiwa yang polos (Islam lebih dekat dengan pandangan John Locke).

Tokoh lainnya adalah Gottfried Wilhelm Leibnitz (1646-1716) yang menganut pandangan dualisme dan percaya bahwa walaupun tidak langsung saling berhubungan, jiwa dan badan tunduk pada hukum-hukum yang berlaku paralel (psych-physical paralelism) sehingga bisa bekerja sama secara harmonis. Berkeley mencontohkan duet biola dan piano yang tidak saling berhubungan tetapi bersama-sama memainkan partitur yang sama, sehingga membentuk musik yang harmonis. Tokoh-tokoh lain pada masa ini (James Mill, John Stuart Mill) rata-rata menganut paham dualisme seperti John Locke dan Leibnitz.

No comments:

Post a Comment